Menggila Batu Akik
Oleh Daru Lelana
Dalam
masyarakat yang multikultural, stratifikasi sosial umumnya sangat terlihat
dengan jelas. Stratifikasi sosial ini meliputi hal-hal yang diklasifikasikan
secara vertikal dalam setiap lapisan yang ada dalam masyarakat (Soerjono
Soekanto, 1982). Ini meliputi tingkat pendidikan, harta kekayaan, kekuasaan,
hak-hak istimewa, dan sebagainya. Setiap individu dalam masyarakat cenderung
memiliki atau berada dalam tingkat stratifikasi yang berbeda-beda tergantung
latar belakang tingkat pembedanya. Misalnya seseorang yang menamatkan
pendidikan sarjana dengan seseorang yang hanya menamatkan pendidikan dasar akan
memiliki atau berada dalam hierarki sosial yang berbeda. Sarjana akan dianggap
lebih tinggi kedudukannya secara sosial dibanding dengan tamatan sekolah dasar.
Namun
nampaknya kecenderungan semacam itu tidak selamanya terjadi secara kaku. Khusus
di Indonesia stratifikasi bisa berjalan dengan luwes. Ada suatu faktor tertentu
yang menjadi pelebur diantara pembeda tingkat sosial. Sehingga tingkat sosial
tidak dapat dilihat secara sekilas. Namun tersembunyi ole materi yang menjadi
faktor pelebur hierarki sosial tersebut. Materi-materi ini sekaligus juga
menjadi fenomena sosial yang unik, merekatkan yang jauh serta mengukuhkan yang
dekat.
Fenomena Sosial Batu Akik
Salah
satu hal yang menjadi pelebur bagi perbedaan sistem sosial yang kini sedang
marak terjadi adalah “demam” batu akik. Fenomena yang terjadi semenjak akhir
tahun 2014 lalu, hingga saat ini masih ramai diperbincangkan. Meskipun beberapa
ahli marketing memberikan komentar miring terhadap fenomena ini sebagai salah
satu trik yang kerap disebut monkey market, namun juga banyak yang
memandang fenomena ini sebagai fenomena di mana batas-batas dalam stratifikasi
sosial meluruh secara tidak permanen.
Dapat
dilihat dari kenyataan di masyarakat, bilamana banyak orang bergerombol di
tempat penjualan batu akik untuk sekedar melihat-lihat maupun transaksi
jual-beli, di situ batas-batas sosial telah luruh. Orang kaya tidak sungkan
lagi untuk sekedar berbincang dengan orang yang berstrata di bawahnya, mengenai
hobi barunya yaitu batu akik. Jika dalam stratifikasi sosial yang kaku,
masyarakat yang berstratifikasi sosial tinggi menutup diri dari masyarakat yang
berstratifikasi sosial rendah, maka ketika stratifikasi sosialnya “meluwes”,
ciri-ciri tersebut akan terbantahkan secara tidak langsung. Fenomena semacam
ini sangat langka dan perlu dikaji secara mendalam kaitannya dengan interaksi
yang terjadi antar strata.(DL)
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar