Mawar-Mawar Berduri
Oleh Agusta Prihantoro
Manakala sajak mampu
berucap
Akan kusyairkan sebait
pilu
Rasa yang teramat dalam
Hati terkoyak gelap
mencekam
Akankah waktu kembali
Elakkan semua beban
Namun itu berlalu
Indah terkenang semua
Sampai saat ini kucoba
mengerti
Raih makna dari setiap
suka duka
Itulah belajar, itulah
memaknai, itulah hakikat!
Apabila waktu berlalu
kian mencepat
Namun hati masih
terngiang hangat
Dalam bingkai sahabat
Apabila rindu datang
mencekat
Yang mengalir di bawah
nadir persaingan ketat
Akan daku kau ingat?
Nafikan semua egoisme
sesaat
Inilah yang akan
dikenang, sobat!
Pada syair kuhembuskan
sebuah nafas permohonan
Akan sebuah rasa yang
terpendam dalam
Mawar berduri tetap
bermakna
Indahnya maaf-memaafkan
Titi
purna, mugya antuk berkah Hyang Widdhi Wasa.
Semarang, 3 Oktober 2015
Agusta Prihantoro
Sumber Gambar: https://www.google.com/search?q=mawar+berduri&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0CAgQ_AUoAWoVChMIwtbo7LqoyAIVUUuOCh0bQQ1i&biw=1525&bih=734&dpr=0.9#imgrc=9V7CCw2t6gjR8M%3A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar